Diposting oleh Unknown | 0 komentar

Cerita Isro Yuli Group (IYG)



Sumbawagen 2014 kini terbagi dalam grup kecil yang terdiri dari 2-3 orang. Kami (Isro dan Yuli) tergabung dalam grup ke 3, dan menamai grup kami IYG (Isro Yuli Grup). Projek pertama kami yang harus kami jalankan yaitu FUND RISING. Ini berarti kami harus berjualan kaos bertuliskan “I LOVE SBW” dengan harga yang terbilang tidak wajar, tentu karena memang tujuan utama adalah untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya yang selanjutnya akan dialokasikan untuk kas organisasi kami. Kami menjalankan projek ini dengan batasan waktu 3 hari sebelum persentasi hasil penjualan. Awalnya kami berfikir nampaknya misi ini akan sulit untuk dilakukan, juga mengingat ini adalah pengalaman pertama kami berjualan baju, tapi kami tidak lantas berputus asa dan berhenti tanpa melakukan apapun. Segala hal kami lakukan untuk mendapatkan pelanggan, termasuk dengan membuat strategi dalam berjualan yakni pertama-tama kami mencoba dengan mempromosikan baju tersebut melalui social media, memanfaatkan kecanggihan internet, dan kami memperoleh banyak respon dengan berbagai komentar. Namun, sehari berlalu dan kami belum mendapatkan kata deal dari orang-orang yang ingin menjadi customer kami. Hari itu kami mendapat kabar jika teman-teman dari grup lain telah berhasil menjual baju kaosnya. Sebuah kebahagiaan tapi di sisi lain menjadi cambuk yang memotivasi kami untuk berusaha lebih keras, kami berfikir jika baju kaos dari teman-teman lain bisa terjual tentu kaos kami juga. Jadi, kami kembali menyusun strategi kami, mengandalkan strategi utama kami yaitu kerja keras, doa, dan mengandalkan komunikasi dengan menggunakan teknik pendekatan emisional, sebagai dasar yang kami pegang. Kemudian strategi selanjutkan kami menentukan customer kami, agar kami lebih fokus dan terarah dalam berjualan, yang pertama kami menawarkan baju kaos tersebut kepada tetangga kami karena kami berpendapat menawarkan sesuatu dimulai dari orang-orang terdekat setelah keluarga kami di rumah. Kemudian target customer selanjutnya yaitu keluarga besar seperti paman, bibi, kakek, dan nenek. Jika tidak berhasil kami beniat untuk melanjutkan penawaran untuk target customer selanjutnya yaitu para caleg. Kami juga menggunakan strategi menentukan target customer dengan melihat loyalitas karena selain upaya agar kaos  terjual tetapi yang terpenting mendapat keuntungan sebesar-besarnya.  Saat itu kami bersemangat sekali menjual baju kaos, apalagi dengan adanya seorang tetangga yang bermurah hati memberikan kami uang sumbangan senilai Rp50.000,00. Beliau mengatakan uang tersebut untuk membantu organisasi, awalnya beliau tertarik ingin membeli baju kaos yang kami tawarkan, namun sayangnya ukuran baju yang diinginkan adalah M, sedangkan yang tersisa hanya ukuran L dan XL. Tetapi walau bagaimanapun kami sangat bersyukur dan berterima kasih atas pemberian dan tanggapan beliau mengenai aksi kami ini. Sebenarnya awalnya rasa ragu saat akan menawarkan pada beliau sebab beliau sebagai ibu kantoran sekaligus ibu rumah tangga terlihat tidak akan tertarik dengan jenis baju kaos, tetapi saya tergugah dengan nasihat ayah saya yang mengatakan “kalau tidak mencoba kita tidak akan tahu hasilnya”. Maka dari itu, kami mencoba menawarkan pada beliau, dan hasilnya meski tidak terjual, justru keberkahan lain menghampiri. Di hari yang sama, Alhamdulillah kami sangat senang karena pada akhirnya kami mendapatkan customer yang membeli baju kaos “I LOVE SBW” dengan harga Rp150.000,00. Kami berhasil menjual 2 baju kaos dengan harga yang sama. Hal ini sangat membahagiakan karena mereka membelinya tanpa penawaran harga dan dibayar cash. Dari customer kami banyak memberikan komentar ataupun masukan baik berupa kritik maupun saran kepada kami mengenai baju kaos yang kami tawarkan, dimulai dari komentar harga mahal, design terlalu simple, hingga warna yang kurang bervariasi yang kemudian segala interaksi jual beli yang kami lakukan kami dokumentasikan berupa video, sebagai salah satu persembahan dalam persentasi. Akhirnya dari jumlah perhitungan kami memperoleh uang senilai Rp350.000,00 dan ternyata profit yang kami dapatkan mencapai 94 %.
Hari persentasi pun tiba, dengan antusias kami persentasikan hasil kerja keras dan perjuangan kami menjual baju kaos “I LOVE SBW” di hadapan teman-teman dari grup lain. Begitu pun teman-teman yang lain secara bergiliran maju ke depan kelas untuk mempersentasikan hasil penjualannya. Di satu sisi, kami merasa persaingan di antara kami benar-benar memicu semangat dan memotivasi satu sama lain, namun yang amat berkesan dari setiap grup tetap saling memberi semangat dan dukungan bahkan membantu meskipun ini seperti kompetisi, tapi tujuan utama tetap untuk kepentingan bersama. Hasil yang memuaskan karena Alhamdulillah seluruh baju kaos “I LOVE SBW” habis terjual. Ini adalah pengalaman pertama kami, yang memberi kenangan yang luar biasa J

0 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.

Search This Blog

Blogroll