Diposting oleh Unknown | 0 komentar

Fund rising Project 2nd Group




“Your first task from me is to sell as many as possible "I love SBW" T shirt on Friday to Monday this week in Sumbawa city“. Itulah cuplikan email dari dekan Fakultas Bioteknologi yang sekaligus menjadi advisor bagi tim Sumbawagen. Dan jika diterjemahkan email tersebut kira-kira berbunyi seperti ini “Tugas pertama kalian dari saya adalah menjual baju kaos “I love SBW” pada hari Jumat hingga Senin minggu ini”. Ketika membaca email tersebut jelas perasaan kami campur aduk. Perasaan itu dapat diibaratkan seperti nano-nano yang rame rasanya ada rasa takut, kaget, cemas, dan tak ketinggalan rasa senang dan tertantang. Rasa takut jika tidak berhasil melaksanakan tantangan ini, pasalnnya kami belum pernah memilki pengalaman dalam bidang berdagang. Ya maklumlah kami calon scientist bukan calon pedagang.. hehehe just kidd J. langkah pertama adalah mencari strategi. Tanpa berpikir panjang karena berpacu pada waktu yang sangat singkat (3 hari) kami memilki beberapa strategi.
1.      Calon pembeli kami adalah keluarga, orang-orang terdekat (teman mama, bapak, paman, pokoknya semuanya dijadikan teman deh yang penting bajunya laku. hehehe).
2.      Kasih harga setinggi-tingginya, J
3.      Menjelaskan bahwa keuntungan yang kita dapat dari hasil penjualan baju tersebut digunakan untuk mendanai kegiatan kami.
Untuk hari pertama kami pergi ke sekolah mama saya, dan hasilnya nol., tidak ada seorangpun yang berminat membeli baju kami. Perjuangan tidak berhenti di sini. Satu orang yang menolak, masih ada seribu orang lagi yang berminat membelinya. Di sore harinya saya menawarkan kepada teman paman saya (om Rio), yang mana beliau memilki usaha jual beli padi, yang kebetulan sekarang adalah musim panen.. yeee. Namun beliau tidak langsung membelinya, dan berjanji pada hari esoknya. Yaa tidak apa-apa lah, yang penting ada yang mau beli dulu bajunya. Kabar gembira saya sampaikan kepada teman saya, Arif. Oh iya, sudah lama bercerita kami belum memperkenalkan diri. Jadi kami grup II yang terdiri dari dua orang anggota, nama saya Adelia Elviantari (ADEL) dan satu lagi teman saya Arif Muhamad (Arif).
Keesokan harinya Arif pun datang ke rumah dengan semangatnya untuk menjual perdana baju kami. Ketika dalam masa penantian akan janji dari om Rio, Alhamdulillah Allah mempertemukan kami dengan bibi yang tanpa diduga datang bersilaturrahmi ke rumah. Melihat dagangan kami, beliau pun tertarik untuk melihatnya. Bukan hanya baju kaos yang kami jual ada juga baju batik, dan mukenah. Kami menawarkan baju kaos dengan harga Rp150000, sedangkan untuk baju batik dan mukenahnya telah terdapat harganya masing-masing, yakni Rp175000 dan Rp225000. Deg-degan itulah yang kami rasakan. Dan Alhamdulillah beliau ingin membeli baju batik dengan harga Rp200000. Horreeeeee.. J Yaa,, baju pertama terjual walaupun bukan baju kaos yang menjadi target penjualan.  Ora opo-opolah, yang penting laku. Setelah itu kami pun menemui om Rio, dan ternyata hanya janjilah yang didapat. Sabar, kami mencoba untuk saling menyemangati, memberi support satu dengan yang lain. Perjuangan kami tetap berlanjut. Pada malam harinya, kami menawarkan mukenah kepada Mba Ning (Mentor). Setelah lama berdiplomasi menyampaikan maksud dan tujuan, mba Ning yang didampingi oleh sang suami (bang Refi) menyampaikan permohonon maafnya karena tidak dapat membeli barang tersebut. Dikarenakan untuk saat itu mukenah bukan termasuk kebutuhan yang mendesak, dan jika membeli ditakutkan nantinya mubazir. Meskipun segala jurus telah kita gunakan, mulai dari merayu hingga memelas, L namun keputusan tidak dapat diganggu gugat. Namun jangan khawatir, kami tidak kecewa karena beliau ingin menyumbang kepada tim kami sebanyak Rp25.000. J makasih mba Ning,.. ooh iya, tak lupa dalam setiap proses penjualan kami selalu menyampaikan bahwa keuntungan dari dagang tersebut akan menjadi sumber dana kegiatan.
Hari minggu, baju masih tersisa tinggal dua. Kami bingung harus menjual kemana lagi. Kami pun mengganti strategi, yaitu menjual kepada staf-staf UTS, tentunya dengan beberapa pertimbangan tertentu. Yakni, mereka memiliki hubungan dan sangat mendukung projek yang kami jalankan. Target pertama adalah Ibu Novi (atas saran bang Yo). Tanpa berpikir panjang, kami pun bertamu ke rumah ibu yang menjadi salah satu warek di kampus kami tercinta UTS. Ibu Novi pun mengahampiri kami sambil membawa baju “I love SBW”, KECEWA+MALU, itulah yang kami rasakan. Ternyata, beliau telah membeli baju dari tim yang berbeda, astaga, kami kurang cepat. Saya dan Arif saling melirik, sambil tersenyum malu. Tapi tenang saja semangat kami tetap bergelora,  kami pun meminta rekomendasi dari ibu Novi tentang kemana lagi harus menjual baju tersebut. Alhamdulillah, beliau merekomendasikan saudaranya (ibu Uci) yang bekerja di salah satu bank swasta di Sumbawa. Kebetulan ibu Uci pada saat itu sedang berada di luar rumah, kami pun diminta untuk kembali pada malam harinya. Hujan mengguyur kota Sumbawa. Waktu telah menunjukkan pukul 7.30 PM.  Di dalam hati terus berdoa agar hujan segera reda. Karena perasaan risau dan gelisah saya pun bergegas untuk shalat isya dan tak lupa menyelipkan doa agar hujannya berhenti dengan penuh pengharapan. Alhamdulillah ALLAH mendengar doa saya, segeralah saya berangkat ke rumah Ibu Uci. Teman saya, Arif tidak dapat menemani karena suatu hala dan saya pun meminta tolong kepada salah satu teman yang bernama Indah. Setelah beberapa lama menunggu ibu Uci di rumahnya, pesan singkat dikirimkan oleh Ibu Novi yang mengabarkan bahwa ibu Uci sedang bersamanya. Alhamdulillah Ya Allah, ibu Uci membeli baju kami dengan harga Rp150000. Beliau baik sekali, cantik pula. Terimakasih ibu Uci J.
Besok, hari senin tanggal 6 April 2014 adalah hari terakhir penjualan dan persentasi “fund raising project”. Untungnya kami telah mendiskusikan terlebih dahulu hal-hal yang akan kami persentasikan jadi saya lebih mudah dalam membuat persentasi tersebut.
Di hari akhir batas penjualan, tanpa ingin menunggu kepastian dari om Rio yang terlalu lama kami pun menjual 1 baju terakhir kepada pak Deni atas rekomendasi dari abang Iyan. Tanpa berbelit-belit, pak Deni mau membeli dengan harga Rp150000. Horeeee.. dagangan kami laku. Terimakasih ya ALLAH, terimakasih atas rezeki-Mu.
Banyak pelajaran yang telah kami dapat dari projek ini. Diantaranya adalah kegigihan dan tekad yang kuat sangat diperlukan dalam setiap usaha; kebersamaan dan kerjasama menunjang dalam keberhasilan usaha yang dijalankan; serta masih banyak dari saudara-saudara kita yang memilki keinginan beramal yakni dengan membeli dagangan kami.  Dari sederatan perjuangan dalam berdagang, ternyata untuk menjadi pedagang itu tidak mudah. Dibutuhkan suatu kesabaran dan perjuangan yang besar, tentunya diiringi dengan doa.

0 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.

Search This Blog

Blogroll